Matius 6:33, “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu47[/kitab]; [kitab]Titus1[/kitab]; [kitab]Yesay47-48[/kitab]
Baru-baru ini saya duduk di bangku belakang saat kebaktian Minggu pagi. Saya biasanya duduk di barisan pertama sama dengan paduan suara gereja tetapi hari kemarin saya menyelinap ke dalam gereja di menit terakhir dan menjadi kelompok stereotip (penilai orang).
Hanya butuh beberapa menit saja duduk di barisan belakang saya menjadi bukan diri sendiri. Saya merasa terisolasi, tersembunyi, dan menghilang dari pengalaman beribadah yang sebenarnya. Menyanyikan sebuah lagu rohani menjadi tidak menyenangkan, sama seperti sesama saya yang duduk di barisan belakang tidak ada yang menyanyi. Saat saya melihat sekeliling tampaklah banyak orang yang beribadah tidak sebagaimana semestinya.
Semakin lama duduk di sana saya mengamati gangguan, jemaat yang murung membuat saya menjadi lebih frustasi. Rasanya saya ingin memotong khotbah sejenak dan berteriak, “Hei, perhatikan. Kita di sini untuk menyembah. Bukan membersihkan bangku dengan ujung mantel.” Tapi disaat itu juga saya berpikir lebih suci dari mental saya seperti “sok suci”, dan Tuhan berbisik ditelinga saya, “Tapi Lori, kau telah sama seperti mereka, jadi bagaimana engkau bisa sangat mengkritikkan dimana kau bersalah?”
Dan ayat dari Matius pun menyadarkan saya. “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:33).
Duduk di bangku belakang itu, saya mengakui bahwa saya tidak mencari kehadirat-Nya pada beberapa hari terakhir. Waktu saya membaca firman dan berdoa telah berkurang, saya sudah tidak lagi aktif melayani pelayanan gereja selain paduan suara, dan saya tidak mengingat kapan terakhir kali saya berbagi Injil dengan orang yang tidak percaya. Saya merasa bersalah karena berubah menjadi orang percaya yang berada di baris belakang; seorang percaya yang memilih untuk menghindari hubungan yang bermakna dan bertujuan dari Tuhanku.
Mungkin Anda seperti saya, menyadari bahwa Anda telah menetap pada hubungan ‘baris belakang’ dengan Yesus. Keintimanan dengan-Nya hanyalah sesuatu masa lalu dan pelayanan tidak berarti bagi Anda seperti datang kegereja hanyalah sebuah rutinitas biasa. Sehingga karena itulah Anda kurang persepuluhan, kurang pengetahuan akan Alkitab, dan gairah berkurang untuk Juru Selamat. Jika itu yang sekarang Anda rasakan jangan putus asa. Ada ruang untuk perubahan.
Kabar baik untuk para orang percaya yang duduk dibarisan belakang adalah bahwa kita melayani Allah yang mengerti. Dalam Yesaya 1:2-3 Ia mengatakan kepada orang-orang percaya yang tersesat di Bangsa Israel: “Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku. Lembu mengenal pemiliknya tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya.”
Ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah berduka saat kita tersesat. Tapi, Dia tahu orang-orangnya berdosa dan mungkin menyerah pada godaan menjadi barisan belakang yang melupakan orang yang telah memberikan tujuan dan semangat untuk hidup. Namun, Allah mengasihi Anda sama seperti Ia mengasihi orang Israel dan Dia tidak akan menyerah untuk Anda. Dia sangat mengasihi Anda untuk membiarkan Anda berjalan di padang gurun pada waktu yang lama.
Dimanapun Anda berjalan bersama Tuhan hari ini, ingatlah bahwa masih ada harapan untuk perubahan. Allah ingin Anda bertumbuh bersama-Nya dan Dia akan tetap bersabar membimbing Anda mencapai tingkat keintiman yang lebih dalam jika Anda menghendaki untuk dipimpin-Nya. Jadi, buatlah pekan ini dengan tujuan untuk mulai pindah ke barisan depan, katakan kepada Tuhan dan gereja Anda bahwa Anda memang siap untuk bertumbuh dan melayani. Mari kita semua berusaha untuk bergerak pindah dari baris belakang menjadi setia di barisan depan dan untuk memberikan dampak lebih besar lagi kepada kerajaan-Nya.